Kamis, 14 Juli 2011

Manajemen yang Ramah Lingkungan

Manajemen yang Ramah Lingkungan
Kesadaran akan eratnya kaitan antara keputusan dan kegiatan organisasi dengan dampaknya terhadap lingkungan alam disebut sebagai “manajemen yang ramah lingkungan” (greening management). Sampai akhir tahun 1960-an, hanya sedikit orang/organisasi yang memperhatikan dampak organisasi terhadap lingkungan. Sejumlah masalah ekologi yang mencolok dan sejumlah bencana lingkungan menimbulkan semangat enviromentalisme baru bagi setiap orang, kelompok, ataupun organisasi.
Masalah-masalah Lingkungan Global
Daftar masalah-masalah lingkungan global sangat panjang, yaitu mencakup menipisnya sumber daya alam, pemanasan global, pencemaran (air, udara, tanah), kecelakaan industry, dan limbah beracun. Masalah-masalah tersebut timbul dapat dituduhkan ke kegiatan industry di negara-negara maju selama separuh terakhir abad ini. Masyarakat kaya berperan 75% konsumsi sumber daya dan energi dunia juga menciptakan sebagian besar limbah industry, beracun, dan limbah konsumen. Gambaran lain yang sama-sama mengganggu yaitu terus berkembangnya populasi dunia dan ketika Negara-negara berkembang lebih berorientasi pasar, masalah lingkungan globa diperkirakan akan semakin memburuk. Peran apakah yang dapat dimainkan oleh organisasi dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan global tersebut? Bagaimana cara mereka “menjadi hijau”?


Bagaimana Organisai Menjadi Hijau?
Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh para manajer dan organisasi untuk melestarikan lingkungan alam. Sejumlah organisasi sudah melakukan hal tersebut, Dari mulai mencari penemuan-penemuan baru yang ramah lingkungan hingga menghapuskan pencemaran lingkungan tersebut. Ada beberapa contoh pendekatan yang dilakukan oleh organisasi dalam kaitan “menjadi hijau”.
Pendekatan pertama yaitu pendekatan hukum. Pada pendekatan ini, organisasi sekedar melakukan apa yang dituntut oleh hokum. Organisasi memperlihatkan sedikit kepekaan terhadap lingkungan. Mereka akan memenuhi undang-undang peraturan dan pengendalian pemerintah secara sukarela tanpa memberikan tantangan hukum bahkan membuat hukum tersebut menjadi keuntungan untuk mereka sendiri, tetapi sejauh jalan tersebut sejalan dengan usaha mereka menjadi hijau.
Pendekatan kedua yaitu pendekatan pasar. Organisasi pada pendekatan ini menanggapi preferensi lingkungan para pelanggannya. Apa pun permintaan pasar yang menginginkan produk yang ramah lingkungan maka akan disesiakan permintaan tersebut oleh organisasi.
Pendekatan berikutnya yaitu pendekatan pemercaya. Organisasi memilih untuk menanggapi banyaknya tuntutan yang dibuat oleh para pemercaya seperti para karyawan, pemasok, investor, atau masyarakat.
Pendekatan terakhir yaitu pendekatan aktivis. Dalam pendekatan ini perusahaan atau organisasi mencari cara guna menghormati dan melestarikan bumi beserta sumber daya alam yang dimilikinya.
Manajemen Berbasis Nilai
Manajemen berbasis nilai merupakan pendekatan terhadap pengelolaan di mana para manajer menetapkan dan menguatkan nilai-nilai bersama sebuah organisasi. Nilai-nilai di suatu organisasi mencerminkan apa yang dibelanya dan diyakininya. Nilai-nilai bersama membentuk budaya organisasi tersebut dan mempengaruhi cara organisasi tersebut beroperasi dan melayani berbagai keperluan.
Tujuan Nilai Bersama
Nilai-nilai bersama suatu organisasi bertujuan atau sangat mempengaruhi berbagai hal dalam suatu organisasi. Pertama, nilai tersebut dapat menuntun keputusan dan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh para menejer. Kedua, nilai itupun mempengaruhi atau membentuk perilaku karyawan yang ada pada perusahaan tersebut. Ketiga, nilai bersama itu mempengaruhi upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Dan yang terakhir, nilai tersebut sangat membentuk semangat tim dalam perusahaan tersebut dalam bekerja. Apabila semangat telah terbentuk, tentu akan dapat memaksimalkan daur kerja dalam perusahaan tersebut.
Intisari Nilai Bersama Perusahaan
Manajer organisasi bertanggungjawab untuk menetapkan dan memelihara nilai-nilai perusahaan yang ingin ditanamkan kepada para karyawan. Nilai suatu organisasi dicerminkan dalam keputusan dan tindakan karyawan. Intinya nilai yang ingin ditanamkan oleh para manajer akan terlihat pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para karyawannya.
Etika Manajerial
Istilah etika mengacu pada peraturan serta prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah. Banyak keputusan yang dilakukan para menejer menuntut mereka untuk merenungkan siapa yang dapat terkena yang terkait dengan hasil maupun prosesnya.
Empat Pandangan Tentang Etika
Empat sudut pandang mengenai etika bisnis mencakup pandangan utilitarian, pandangan hak, pandangan teori keadilan, dan teori kontrak social terpadu.
Pandangan etika utilitarian menyatakan bahwa keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat dari keputusan tersebut.
Pandangan etika hak, pandangan yang peduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan individu, seperti hak terhadap kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara dan peruses semestinya.
Pandangan etika teori keadilan, yaitu pandangan dimana para manajer memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan perundang-undangan di bidang hukum.
Pandangan etika teori kontrak social terpadu, yaitu pandangan etika yang mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma dalam industri dan masyarakat sehingga menentukkan apakan undang-undang benar atau salah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Karyawan
Apakah seseorang bertindak etis atau tidak ketika berhadapan dengan dilemma etika yang merupakan hasil interaksi yang rumit. Kita dapat melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tahap-Tahap Perkembangan Moral
Riset menegaskan adanya tiga tingkatan prkembangan moral, masing-masing terdiri dari dua tahap. Pada setiap tahap yang berurutan itu, pertimbangan moral seseorang menjadi semakin berkurang ketergantungannya pada pengaruh lingkungan luar. Yaitu dipengaruhi, karakteristik individu, intensitas masalah, berbagai Variabel structural, dan budaya organisasi.
Karakteristik Individu
Setiap orang memasuki suatu organisasi dengan serangkaian nilai yang telah tertanam sejak dulu. Dua variable kepribadian ditemukan dalam mempengaruhi tindakan individu menurut benar atau salah. Yaitu kekuatan ego dan tempat kendali.
Kekuatan Ego adalah ukuran kepribadian tentang kekuatan keyakinan seseorang. Sedangkan kekuatan tempat kendali adalah sifat kepribadian yang mengukur drajat samapai seberapa orang tersebut yakin bahwa mereka mampu mengendalikan masalah dan nasib mereka sendiri.


Variabel-Variabel Struktural
Desain structural organisasi menolong membentuk perilaku etis para pekerjanya. Beberapa struktur memberikan bimbingan yang kuat sementara yang lainnya hanya menciptakan ketidakjelasan dan ketidakpastian. Desai structural yang meminimalisir ketidakjelasan dan mengingatkan karyawannya tentang apa yang lebih etis cenderung mendorong perilaku etis.
Budaya Organisasi
Suatu budaya organisasi yang paling cenderung mendorong standar etika yang tinggi adalah budaya yang tinggi dalam mentolerir resiko, tinggi pengendaliannya, dan tinggi toleransi konfliknya. Karyawan dalam budaya itu didorong untuk bersifat agresif dan inovatif, sadar bahwa perilaku tidak etis akan terungkap dan bebas menantang tuntutan yang dianggap tidak realistis. Suatu budaya kuat akan sangat mempengaruhi karyawan dibanding budaya lemah.
Intensitas Masalah
Enam karakteristik telah diidentifikasi sebagai hal yang relevan dalam menentukan intensitas masalah. Yaitu, besarnya kerugian, konsesnsus tentang kesalahan, kemungkinan kerugian, kecepatan akibatnya, jarak terhadap korban, dan konsentrasi akibat. Keenam faktor itu menentukan seberapa pentingnya masalah etika bagi seseorang.


Etika Dalam Konteks Internasional
Perbedaan social dan budaya antarnegara merupakan faktor-faktor lingkungan penting yang menentukan perilaku etis dan tidak etis. Sangat penting bagi para menejer perorangan yang bekerja dalam kebudayaan asing untuk menyadari berbagai pengaruh social, budaya, serta politik dan hokum terhadap apa yang dianggap perilaku wajar dan dapat diterima. Dan organisasi global harus pula memperjelas garis pedoman etika organisasi tersebut.
Menuju Perbaikan Perilaku Etis
Para manajer dapat melakukan sejumlah hal jika mereka serius mau mengurangi praktik-praktik tidak etis di organisasi mereka. Para manajer dapat berusaha mempekerjakan orang-orang yang memiliki standar etika yang tinggi, menentukan kode etik dan peraturan keputusan, memimpin dengan keteladanan, menyediakan pelatihan etika, melaksanakan audit social, dan memberikan dukungan kepada orang-orang yang menghadapi dilema etis.
Seleksi Karyawan
Proses seleksi karyawan organisasi-wawancara, tes, penelitian latar belakang, dan sebagainya harus digunakan untuk menghilangkan para pelamar yang etikanya dipertanyakan. Proses seleksi tersebut harus dipandang sebagai peluang untuk mempelajari tingkatan perkembangan moral, nilai pribadi, kekuatan ego, dan tempat kendali individu.


Kode Etik dan Peraturan Keputusan
Kode etik adalah pernyataan formal mengenai nilai utama dan peraturan etika organisasi yang diharapkan akan diikuti oleh para karyawan. Kode etik itu harus cukup tegas agar dapat menunjukkan semangat kepada karyawan namun cukup longgar untuk memberikan kebebasan dalam membuat suatu kebijaksanaan.
Kepemimpinan Manajemen Puncak
Melakukan bisnis secara etis memerlukan komitmen dari manajemen puncak. Karena para manajer itulah yang menentukan irama budaya tersebut. Mereka menjadi contoh peran baik perkataan maupun tindakan. Para manajer puncak juga menentukan irama budaya melalui berbagai praktik pemberian hadiah dan hukuman. Pilihan siapa yang mendapat hadiah dan kriteria prestasi memberikan pesan yang kuat terhadap karyawan.
Sasaran Tugas dan Penilaian Kinerja
Sasaran tugas dan penilaian kinerja sangat penting dalam proses yang menunjang tentang etika. Harus adanya dampak yang realistis terhadap sasaran tugas yang akan berimbas pada penilaian kinerja yang efektif dan efisien.
Audit Sosial Independen
Audit social independen yang mengevaluasi keputusan dan praktik manajemen berdasarkan kode etik perusahaan, meningkatkan kemungkinan rasa takut terungkap. Audit itu dapat berupa evaluasi rutin yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Mekanisme Perlindungan Formal
Organisasi disarankan menyediakan mekanisme formal untuk melindungi karyawan yang mengalami dilema etis agar mereka dapat melakukan hal yang benar tanpa merasakan takut akan dipermalukan di depan umum.

Tanggungjawab Sosial dan Etika dalam Dunia Sekarang Ini
Berikut adalah sampel yang dilakukan oleh para koresponden:
• Mengabaikan kendali mutu (16%)
• Menutup-nutupi kecelakaan (14%)
• Menyalahgunakan mengenai hari-hari sakit (11%)
• Menipu pelanggan (9%)
• Menekan orang lain (7%)
• Memalsukan laporan (6%)
• Menipu atasan dalam masalah berat (5%)
• Menyembunyikan informasi penting (5%)
• Menyalahgunakan harta perusahaan (4%)
• Melakukan pelanggaran hak cipta (3%)




Kepemimpinan Etika
Manajer harus memberikan kepemimpinan yang etis. Hal terbaik yang dapat dilakukan para manajer adalah menjadi contoh yang baik dengan berperilaku etis dan berperilaku jujur. Ketika seorang pemimpin sudah tidak beretika dalam menjalankan kepemimpinannya, maka akan timbul banyak problema di dalam organisasi atau perusahaan yang ia pimpin.
Melindungi Karyawan yang Mengatakan Masalah Etika
Penting bagi para manajer meyakinkan kepada karyawan yang menyatakan tentang masalah etika atau masalahnya pada orang lain didalam atau diluar organisasi bahwa mereka tidak akan mengalami atau menghadapi resiko pribadi dan karier.
Manajemen Dampak Sosial
Manajemen dampak social telah didefinisikan sebagai arena pertanyaan pada persimpangan praktik bisnis dan perhatian social yang lebih luas yang mencerminkan dan menghormati saling ketergantungan yang rumit antara dua buah kenyataan.
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses yang dialami individu atau sekelompok orang guna mengambil resiko waktu dan uang dalam mengejar peluang untuk menciptakan nilai dan pertumbuhan melalui inovasi tanpa melihat sumber daya yang sekarang mereka kuasai. Tiga tema penting dalam definisi itu adalah pengejaran peluang, inovasi, dan pertumbuhan.
Mengapa Kewirausahaan itu Penting ?
Kewirausahaan akan selalu sangat penting bagi seluruh sector Industri. Karena memunculkan Inovasi, jumlah pemula baru dan penciptaan pekerjaan. Inovasi adalah proses perubahan, percobaan, pengolahan, revolusi, dan merupakan aspek kunci kewirausahaan. Penciptaan pekerjaan sangat penting bagi kesehatan ekonomi jangka panjang masyarakat, wilayah, dan Negara. Itulah mengapa kewirausahaan amat penting.

Proses Kewirausahaan
Empat langkah kunci bagi wirausahawan yang memulai kewirausahaannya. Pertama adalah menggali konteks kewirausahaan. Kedua mengidentifikasi kemungkinan bersaing dalam usaha tersebut. Ketiga memulai usaha dengan juga mengkaji kelayakan usaha tersebut, mengorganisasi rencana usaha, dan mulai membuka usaha. Terakhir yaitu mengelola perusahaan dan mengelola pertumbuhan perusahaan.
Apakah yang Dilakukan Para Wirausahawan?
Secara umum, para wirausahawan menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda. Mereka mencari perubahan, menjawabnya, dan menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan dan terus menerus mengembangkannya.

Tanggungjawab Sosial dan masalah Etika yang dihadapi Para Wirausahawan
Para wirausahawan yang hendak membuka usaha baru mereka atau melanjutkan proses yang ada wajib memikirkan tentang tanggungjawab social dan masalah etika. Kedua masalah tersebut amat sangat mempengaruhi kelangsungan usaha yang dirintis, karena didalamnya terdapat budaya perusahaan dalam tanggung jawab social terhadap lingkungan sekitar.
Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan yaitu pilihan diantara dua atau lebih alternative. Proses pengambilan keputusan mencakup delapan rangkaian yaitu :
1. Mengenali suatu masalah
Dimulai dengan adanya masalah dan identifikasi masalah yang ada.
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Menentukan sesuatu yang relevan dalam mengambil keputusan.
3. Mengalokasikan Berat Kriteria
Memberikan prioritas yang tepat dalam setiap opsi keputusan.
4. Menyusun Alternatif
Membuat sejumlah alternative dalam menyelesaikan masalah.
5. Menganalisis Alternatif
Menganalisis setiap alternative yang ada.
6. Memilih Sebuah Alternatif
Memilih alternative terbaik dari alternative pilihan yang ada.
7. Mengimplementasikan Alternatif Terpilih
8. Mengevaluasi Keefektifan Keputusan
Menilai apakah masalah tersebut benar-benar teratasi atau tidak.
Manajer Sebagai Pembuat Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari keempat fungsi manajerial. Itulah alasannya mengapa para manajer ketika mereka merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sering disebut sebagai pengambil keputusan. Jadi benar bila kita menyebut mengambil mkeputusan sama dengan mengelola.
Asumsi-Asumsi Rasionalitas Terbatas
Asumsi rasional terbatas yaitu asumsi yang hadir dikarenakan perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi oleh kemampuan seseorang untuk memproses suatu informasi.
Peranan Intuisi
Intuisi/keputusan berdasarkan intuisi yaitu proses pengambilan keputusan bawah sadar berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang sudah lama terkumpul.




Jenis Masalah dan Keputusan
• Masalah yang terstruktur dan keputusan yang terprogram.
Sejumlah masalah itu bersifat lugas. Sasaran pengambilan keputusan jelas, masalah sudah dikenal dan informasi mengenai masalah tersebut mudah didefinisikan dan lengkap.
• Masalah yang Tak Tersusun dan Keputusan yang Tak Terprogram
Masalah yang baru serta informasi mengenai masalah tersebut tidak jelas dan tidak lengkap. Sehingga sulit mengambil keputusan.
Kondisi Pengambilan Keputusan
Ada tiga kondisi yang mungkin dihadapi para manajer ketika mereka membuat keputusan yaitu, kepastian, resiko, dan ketidakpastian. Kepastian artinya situasi yang memungkinkan menejer dapat mengambil keputusan yang tepat. Risiko, situasi yang lebih lazim adalah adanya risiko. Yakni kondisi dimana manajer mampu memperkirakan kemungkinan alternative-alternatif tertentu. Ketidakpastian terpaksa mengambil keputusan dengan tidak yakin akan hasil-hasil yang akan terjadi.
Gaya Pengambilan Keputusan
• Gaya Mengarahkan
Memiliki toleransi rendah terhadap ambiguitas dan bersikap rasional terhadap cara berpikirnya.
• Gaya Analitis
Memiliki jauh lebih banyak toleransi terhadap ambiguitas.
• Gaya Konseptual
Amat luas pandangannya dan akan melihat banyak sekali alternatife.
• Gaya Perilaku
Sangat baik dalam bekerjasama dengan orang lain.
Bias dan Kekeliruan Pengambilan Keputusan
12 kesalahan atau kebiasan keputusan umum yang dilakukan oleh manajer.
1. Terlalu Percaya Diri.
2. Kepuasan segera.
3. Efek yang dalam.
4. Persepsi yang selektif.
5. Konfirmasi yang kurang.
6. Pembingkaian.
7. Ketersediaan.
8. Perwakilan.
9. Pengacakan.
10. Kesalahan Biaya yang ditanamkan.
11. Mandiri.
12. Hikmah




Menyimpulkan Pengambilan Keputusan Manajerial
Karena merupakan kepentingan terbaik mereka, para manajer ingin membuat keputusan yang baik, yaitu memilih alternative terbaik, melaksanakannya dan menentukkan apakah perlu atau tidak menangani situasi yang menuntut keputusan pada awalnya. Dan ingat bahwa pengambilan keputusan dibentuk oleh berbagai faktor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar