Kamis, 14 Juli 2011

pemerintahan yg ideal

Pemerintahan yg ideal
Sejak merdeka tahun 1945 hingga kini, Indonesia telah mengalami pergantian enam
presiden. Dengan gaya, kemampuan dan latar belakang yang berbeda. Mulai dari
seorang Ir, Jenderal, Prof. Dr, KH, Ibu RT hingga Jenderal dan Dr sekaligus.
Semuanya dinilai belum ideal. Lantas seperti apakah pemimpin yang ideal itu?
Pemimpin ideal adalah Pemimpin yang berdedikasi tinggi untuk Negara dan masyarakat, menjalankan tugas dengan sebaik – baiknya , mau mendengar dan menjalankan amanah tanpa semata mata menginginkan kekuasaan dan jabatan untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
Sesuatu yang ideal biasanya memang menarik perhatian dan oleh karenanya banyak
orang yang berminat untuk mencari dan mendapatkannya. Sebaliknya suatu kegagalan
akan dihindari dan dijauhi oleh manusia agar tidak menimpanya.
Untuk mendapatkan sosok yang ideal untuk menjadi seorang pemimpin negeri atau yang sering disebut presiden, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Harus menelaah lebih jauh mengenai kandidiat yang maju sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Kepemimpinan (leadership), diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mewujudkan visi atau serangkaian tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan adalah kebutuhan dasar umat manusia, tetapi tidak sembarang orang dapat menjadi pemimpin, tepatnya pemimpin yang baik ,yang mampu membawa pengikut atau pendukungnya menuju kesejahteraan.
Mencari pemimpin itu sulit, peluangnya juga tidak selalu ada. Jadi, untuk mencari
pemimpin yang ideal, memang bukan saja yang memiliki keilmuan, tapi juga
legitimasi

Sementara itu kriteria sosok presiden yang dibutuhkan untuk setiap Negara itu relatif sama.
Dan untuk Indonesia, garis besar kriteria untuk sosok pemimpin yang ideal adalah sebagai berikut :
• Trustworthiness, adalah orang yang jujur, tidak suka berbohong, memiliki keberanian melakukan yang benar, dan loyal terhadap keluarga, teman, bangsa dan negara. Jujur sangatlah diperlukan untuk setiap pekerjaan, dan terutama untuk pemerintahan. jujur sangat – sangatlah diperlukan. Guna mentransparansikan kegiatan yang terjadi dalam pemerintahan, dan juga dengan jujur perilaku – perilaku negative akan menjauh.
• Respect, adalah orang yang memiliki toleransi terhadap perbedaan, memiliki sikap dan tutur kata yang baik, orang cinta damai, dan tidak suka melukai perasaan orang lain.
• Responsibility, adalah orang tekun dan tidak mudah menyerah, selalu melakukan yang terbaik, disiplin, berpikir sebelum bertindak dan bertanggung jawablah atas keputusan yang telah di ambil. Cepat tanggap terhadap krisis yang terjadi di Negara ini, sehingga krisis yang terjadi tidak berkepanjangan, dan dapat memberi solusi terbaik untuk penyelesaian permasalahannya, tanpa menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat.
• Fairness, adalah orang yang taat terhadap norma dan kaidah yang berlaku, menghormati hak orang lain, memiliki cara pikir yang terbuka, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, dan tidak mudah menyalahkan orang lain secara serampangan. Dalam artian lain, pemimpin atau presiden bersifat netral.
• Caring, adalah orang selalu bersikaplah baik, memiliki rasa belas kasih dan peduli, suka memaafkan dan membantu orang lain. Selalu peduli dengan keadaan bangsa dan masyarakat, tidak bersikap acuh tak acuh dengan kondisi bangsa yang memprihatinkan.
• Citizenship, adalah orang yang aktif berkontribusi kepada masyarakat disekitarnya, bangsa dan Negara, terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, taat hukum dan peraturan perundingan, menghormati otoritas kenegaraan dan peduli dengan lingkungan
• Integritas, calon presiden pun harus mempunyai integritas ,lurus. Sehingga bisa menentang atau bahkan melawan musuh – musuhnya didepan umum. Tidak munafik, sehingga masyarakat akan tergerak untuk menjadi pendukungnya (karismatik).
• Kecerdasan emosi, Walaupun pemimpin memiliki pendidikan luar biasa, kemampuan analisis tajam, visi yang hebat dan ide-ide cemerlang, tetap saja tidak bisa menjadi pemimpin yang besar dan efektif jika tidak memiliki kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional (emotional intelligence) merupakan salah satu unsur terpentng untuk meramalkan kebesaran seorang pemimpin, karena jika pemimpin tidak memiliki rasa empati dan mendengar apa yang dikatakan oleh bawahan atau pun masyarakat yang di pimpinnya, maka akan menjadikan dia pemimpin yang cenderung diktator. Kita semua menginginkan munculnya pemimpin yang berwawasan,
dan berkomitmen tinggi
Presiden atau pemimpin harus tunduk pada undang – undang, dan menjunjung tinggi pancasila, karena itu merupakan salah satu kunci sukses berjalannya pemerintahaan yang baik.
Tugas seorang presiden memanglah cukup berat. Namun itu tidak berarti seorang presiden harus lalai dalam menjalankan tugasnya. Presiden harus menjalankan tugasnya mulai dari A sampai Z dengan baik. Bagi seorang presiden, suara dan aspirasi rakyat harusnya menjadi motivasi berlebih untuk meningkatkan kinerjanya.
Presiden dan seluruh jajaran kabinetnya pun harus bisa menyatukan seluruh masyarakat yang mempunyai latar belakang yang berbeda – beda, mencegah terjadinya integrasi. Dan memberikan segala yang terbaik untuk masyarakat.
Sementara itu, karismatik merupakan sosok yang juga dibutuhkan sebagai syarat untuk menjadi presiden yang ideal, karismatik itu sendiri adalah sifat dari seseorang yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural. Artinya tidak dimiliki orang biasa, karena hanya bersumber dari illahi.
jika semua kriteria itu dimiliki oleh seseorang dan menjadi presiden. Maka kemungkinan besar negeri ini akan sejahtera, aman, damai, dan tentunya akan maju.
Untuk menjadi seseorang yang ideal dan menjadi seorang pemimpin , tentunya harus yang pro rakyat. Mendengarkan semua keluh kesah dan aspirasi rakyat mengenai kepemimpinan yang sedang berjalan, serta mengubah keluhan dan aspirasi menjadi sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sosok yang sederhana pun juga merupakan salah satu faktor penting, jika seorang pemimpin terlahir dari keluarga yang dapat dikatakan mapan, dan mempunya sifat bermewah – mewahan, maka sifat itu pun akan terbawa hingga ia menjadi seorang presiden. Alangkah baiknya jika pembelanjaan Negara , hanya untuk yang dibutuhkan saja, tanpa melakukan pemborosan. Target utama pemimpin atau presiden dalam pembelanjaan Negara, hanya sebatas fasilitas - fasilitas yang sangat dibutuhkan, seperti peningkatan ketahanan negaara, fasilitas pendidikan, dan fasilitas – fasilitas lainnya yang yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan pemerintahan. System pembelanjaan beserta dananya harus dibeberkan secara jelas ,terinci, dan transparan, untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan, semacam korupsi.
Bersahaja namun tetap tegas, dan bijaksana. Hal tersebut dapat mempengaruhi kredibilitas seorang pemimpin. Pemimpin yang bersahaja, akan selalu mendapatkan ruang dimasyarakat dan dipandang baik oleh segenap bawahannya. Namun tegas apabila mengambil keputusan, dan menegur setiap bawahannya yang melakukan kesalahan,
Semakin rumitnya persoalan politik global mengharuskan sosok presiden masa depan memiliki kemempuan teknis kepemimpnan politik yang baik. Visi kepemimpinan politik yang kuat pasa diri seseorang yang akan menjadi presidenadalah bagian yang tidak dapat dipisahkanterutama sekali bagi kepemimpinan politik dinegara – Negara berkembang, seperti Indonesia. Visi kepemimpinan politik itulah yang kelak akan menjadi salah satu asset penting bagi membangkitkan semangat bertransformasi menjadi Negara maju.
Selain itu, sosok presiden pun harus memiliki basis politik yang kuat dan ekonomi yang mapan. Didukung di cabinet atau di parlemen secara mapan dan mempunyai financial diatas rata – rata bagi mendukung kemapanan di parlemen atau cabinet merupakan salh satu kunci keberhasilan menjadi pemimpin politik dalam system politik yang kompetitif. Kemapanan financial buakan berarti keleluasaan untuk menyuap, demi mendapatkan kekuasaan.
Presiden harus bisa memecahkan masalah dengan tepat dan cepat terutama dalam suasana – suasana yang genting. Sosok pemimpin atau presiden yang plin – plan, lambat, dan “wait and see” dalam mengambil keputusan, adalah profil yang kurang tepat untuk menjadi sosok pemimpin atau presiden yang baik. berani mengambil sikap demi mencapai visi.
Pemimpin atau presiden yang baik, adalah pemimpin atau presiden yang mengerti mengenai kesejahteraan masyarakatnya. Juga mengerti dan mampu mengolah sumber daya alam yang ada tanpa campur tangan bangsa luar. Sebagaimana kita tahu, sumber daya alam yang ada di Indonesia dikuras oleh Negara lain dan hanya memberi insentif yang bisa dikatakan kecil untuk Indonesia. Dalam kata lain , harus menasionalkan perusahaan pertambangan. Meningkatkan pengamanan disekitar daerah – daerah yang rawan penjarahan sumber daya alam dan juga illegal loging.
Pemimpin atau presiden juga memperbaiki konteks pendidikan yang ada, seperti penambahan pengadaan beasiswa, menyediakan sekolah yang terjangkau dan juga perguruan tinggi negeri yang terjangkau. Karena kita tahu bahwa anak remaja atau anak muda lah yang akan menjadi penerus bangsa dan bahkan menjelma menjadi sosok pemimpin yang lebih ideal .
Mampu memperbaiki kelonggaran pertahanan Negara, terutama di wilayah - wilayah perbatasan, karena sekarang – sekarang ini, kita sering kecolongan dengan adanya penyelundupan, pengambilan sumber daya secara illegal oleh Negara tetangga, dan lain sebagainya .
Mampu untuk lebih meng”explore” kebudayaan Indonesia yang beragam ke mancanegara dan mempatenkan kebudayaan, sehingga tidak terjadi klaim budaya oleh Negara lain.
Bisa untuk tegas dalam masalah global warming di regional Indonesia ,khususnya mengenai kendaraan yang tidak lulus uji emisi .Dapat memberi pengertian kepada para pengusaha untuk lebih memperhatikan lingkungan, merawat lingkungan, terlebih lagi Indonesia merupakan paru – paru dunia, sehingga merawat dan melestarikan lingkungan itu wajib hukumnya..
Dapat menyelesaikan permasalah dalam bidang kesehatan, memperbaiki sarana – sarana kesehatan. Merealisasikan dan menjalankan “jamkesmas” dan “askes”untuk warga yang tidak mampu secara benar dan tepat sasaran.
Mampu meningkatkan produktivitas dalam negeri, dengan memotivasi rakyat untuk mencintai produk dalam negeri. Sehingga perdagangan dalm negeri bisa meningkat.
Memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana pariwisata Indonesia, sehingga banyak turis yang berdatangan, baik itu turis dalam negeri dan turis mancanegara. Dengan demikian maka pendapat Negara dari sector pariwisata akan meningkat. Serta menciptakan keamanan yang menjamin ketenangan para turis (baik turis local maupun turis asing) yang sedang menikmati liburannya
Dapat menyediakan lapangan kerja bagi para pengangguran yang terus meningkat setiap tahunnya. Memberikan pelatihan terhadap para pengangguran, dan lebih mengutamakan orang – orang Indonesia yang terlatih untuk dipekerjakan dibanding orang luar. Menghapus system kerja kontrak untuk buruh, dan menetapkan upah minimum regional (UMR) yang layak. Memberi modal untuk masyarakat kecil guna meningkatkan usahanya.
Bisa mensterilkan kawasan kawasan padat penduduk dari adanya gelandangan dan pengemis, setelah itu memberikan pelatihan social terhadap gelandangan dan pengemis itu untuk mendapatkan sebuah keahlian dan tidak lagi mengemis, melainkan bekerja secara normal karena telah mempunyai keahlian.
Mengutamakan terciptanya keamanan di seluruh pelosok negeri, baik di dalam, dan di perbatasan. Memotivasi para pengayom masyarakat (polisi) untuk lebih sigap dalam melakukan pengamanan di masyarakat.
Bisa berkaca, mengkoreksi apa yang kurang dan belum sempat terealisasikan oleh pemerintahan sebelumnya. Sehingga pemimpin baru dapat memperbaiki system pemerintahan sebelumnya.
Bisa menjadi panutan , karena pribadinya yang merupak sosok ideal seorang pemimpin.
Tidak bersifat egois, harus selalu memusyawarahkan setiap pengambilan keputusan dengan wakil dan jajaran pemerintahan. Sehingga akan didapati sebuah keputusan yang telah disetujui oleh seluruh jajaran pemerintahan.
Memotivasi masyarakat untuk lebih melakukan hal – hal posotif ,seperti memberikan penghargaan kepada pahlawan pahlawan bangsa yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Harus bisa dipercaya dan memegang kepercayaan yang diberikan oleh rakyat. Dengan artian pemimpin atau presiden tidak berlaku sewenang – wenang karena telah mempunyai jabatan dan kekuasaan, akan tetapi dengan memegang kepercayaan dari rakyat, pemimpin atau presiden harus bekerja dengan baik dan terstruktur, karena dengan demikian mau tidak mau pemimpin atau presiden itu dawasi oleh rakyat. Karena pemerintahan itu sendiri bersifat demokratis, yang artinya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dan yang juga penting, harus mempunyai kemampuan tinggi dalam berdiplomasi dan negosiasi.
Dengan memiliki karakter, visi, dan pribadi seperti diatas, maka sosok itulah yang merupakn pemimpin atau presiden yang ideal.
Sejarah membuktikan seorang penguasa biasanya akan mendapat respek dan dukungan rakyat jika ia memberi kadar kedamaian yang masuk akal dan kondisi hidup yang terjamin. Jika rakyat hilang percaya, orang lain mungkin akan segera mengantikan.
Namun pada masa sekarang ini, untuk menjalankan pemerintahan yang eferktif dihadapkan dengan berbagai macam kendala yang dapat menghancurkan pemerintahan yang efektif itu.
Musuh utama dari pemerintahan yang efektif itu adalah “kekuasaan” yang dapat merubah visi utama dari seorang pemimpin. Kekuasaan, selam ini diartikan atau dianggap sebagai kata yang “kotor”. Mereka yang mencoba dan belum mendapatkan kekuasaan, maka akan senatiasa terus mengejarnya. Seperti ungkapan “power corroupts ,absolute power corroupts absolutely” (kekuasaan itu korup dan kekuasaan penuh akan sepenuhnya korup).
Para pemimpin akan menggunakan kekuasaan sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan kelompok dam kekuasaan adalah sarana untuk memudahkan usaha mereka.
Kekuasan terfokus bukan hanya pengaruh pada pengikut atau bawahan, tapi melebarkan pengaruh ke samping atau dengan kata lain menguasai dengan menyeluruh. Padahal pemimpin memiliki keterbatasan sebagai pribadi – pribadi yang tidak sempurna
Dan yang sangat disesalkan pada sekarang ini adalah bagaimana cara calon presiden untuk menjadi seorang presiden. Mereka menghalalkan berbagai macam cara, bahkan hingga suap – menyuap dan bertindak tidak “fair play”. Selepas itu mereka yang terpilih hanya mewujudkan sebagian kecil visinya, selebihnya adalah kekuasaan. Orang orang Indonesia pada masa sekarang ini adalah orang – orang yang gila uang dan gila jabatan. Sehingga tidak aneh jika pekerjaan yang dilakukan terlihat asal asalan, dan tidak berujung dengan baik.
Oleh karena itu, komisi pemilihan umum (KPU) diharapkan bisa menyeleksi dengan baik calon presiden yang akan memimpin Negara ini dengan baik. Tidak menerima suap, dan berlaku jujur adil dan bersih.
Dengan adanya hal seperti itu, jelas kita membutuhkan sosok soerang pemimpin Negara yang ideal, yang bersih, dan dapat menjalankan tugas dengan sebaik – baiknya . pemimpin yang baik, akan selalu jadi panutan bagi pengikutnya. Begitupun dengan presiden yang baik, maka masyaraktnya pun akan baik dan sejahtera. Dengan demikian akan tercipta masyarakat madani. Jika pemerintahan Indonesia berjalan bersih, dan efektif, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjelma menjadi sosok Negara yang disegani dan diperhitungkan di dunia internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar